Gus Yahya tidak mempermasalahkan pernyataan Gus Ipul soal seruannya yang viral di media sosial itu. Menurutnya, yang disampaikan Gus Yahya merupakan hal personal. Tidak mewakili lembaga.
“Makanya kita nggak mempersoalkan orang mau dukung ini, mendukung itu, silakan saja, tapi tidak melibatkan lembaga,” kata Gus Yahya, di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).
Gus Yahya menerangkan, secara kelembagaan, PBNU sudah menyatakan tidak ikut politik praktis alias netral. Namun, dia tidak bisa melarang pengurus PBNU mendukung Capres-Cawapres tertentu dalam Pilpres 2024. Asalkan, mereka tidak mengatasnamakan lembaga, membawa bendera NU, dan menggelar deklarasi dukungan di kantor NU.
Kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini tidak merasa pernyataan Gus Ipul sebagai bentuk pengarahan warga Nahdliyin. Sebab, tidak ada bukti langsung adanya pengerahan massa. Gus Yahya mengakui, yang disampaikan Gus Ipul mungkin mewakili aspirasi warga NU, tapi tidak bisa dikatakan jadi suara mayoritas.
“Orang bisa setuju ataupun tidak setuju. Saya boleh saja setuju dengan pernyataan itu, tapi itu pernyataan pribadi. Bukan pernyataan atas nama lembaga,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gus Ipul mengajak seluruh warga NU menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari mendatang dengan memilih Capres yang bermazhab Ahlussunnah wal Jamaah sebagai pedoman. Gus Ipul berharap, warga Nahdliyin dapat mengetahui secara pasti calon mana yang seiring sejalan dengan kepentingan Indonesia dan kepentingan NU. Ia lalu memegaskan, warga NU tidak boleh mendukung salah satu paslon yang didukung Abu Bakar Ba’asyir dan Amien Rais.
“Jangan kita mendukung pasangan yang didukung oleh orang-orang yang berseberangan dengan cara berpikirnya orang NU. Seperti calon yang didukung Abu Bakar Baasyir misalnya, apalagi ada Amien Raisnya juga,” kata Gus Ipul melalui keterangannya, Selasa (16/1/2024).
Gus Ipul tak menyebut nama Capres-Cawapres yang dimaksud. Dia hanya menegaskan, kelompok yang selama ini berseberangan dengan NU harus dihindari.
Meski demikian, pernyataan Gus Ipul ini dianggap mengarah ke larangan memilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Sebab, Abu Bakar Bakar Ba’asyir dan Amien Rais telah mendukung Capres-Cawapres nomor urut 1 ini.
Abu Bakar Ba’asyir sempat dipenjara karena dianggap menyebarkan materi dakwah yang tidak sesuai pemahaman Pancasila. Dia juga divonis pengadilan karena terlibat dalam aksi teror bom Bali I pada 2002. Soal dukungannya kepada AMIN, sempat viral di media sosial setelah akun TikTok @aniesvisioner menyebarkan rekaman suaranya.
Sementara itu, Amien Rais merupakan salah satu tokoh Reformasi 1998. Dia adalah salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), tapi akhirnya keluar dan membentuk Partai Ummat. Selama ini, Amien memang sering berseberangan dengan PBNU.
Anies Baswedan sempat ditanya wartawan mengenai larangan Gus Ipul kepada warga NU untuk memilih dirinya. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini hanya melempar senyum. “Nggak ada komentar,” ujar Anies, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).
Hermawi menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai pernyataan Gus Ipul. Dia enggan membuang waktu dengan mengikuti permainan pihak lain. “Kalau seperti itu habis energi kita harus tanggapi. Biar berlalu,” ujarnya.
Di dunia maya, warganet terbelah. Ada yang setuju dengan seruan Gus Ipul, ada pula yang menolak.
Akun @alin_raihani termasuk yang tidak setuju dengan seruan Gus Ipul. “Sebenarnya ini yang tidak saya suka dari kelompok NU yang suka sekali bikin pembelahan di tengah masyarakat. Padahal kalau kita mau fair, Ustaz Abu Bakar Ba’asyir telah dihukum dan sekarang beliau nggak punya masalah,” tulisnya.
“Bukannya belain Abu Bakar Ba’asyir ya, tapi bukannya beliau sudah ‘direhabilitasi’ dan sudah sumpah setia pada Pancasila sebelum dibebaskan? Berarti beliau punya hak yang sama dengan warga negara lain dalam pemilu,” nilai @rudidinasty.
Sedangkan akun @JokoHQ termasuk yang setuju dengan Gus Ipul. “Kalau saya clear, tidak akan dukung paslon yang tanda tangan pakta integritas dengan pentolan FPI. Apalagi menerima dukungan Abu Bakar Ba’asyir,” tulisnya.
Di sisi lain, ada warganet yang meminta Abu Bakar Ba’asyir tidak ikut campur dalam urusan politik. Seperti yang disampaikan @addie_soeyoso. Dia khawatir, dukungan Ba’asyir dapat membuat orang awam ragu mendukung Anies.
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Jumat (19/1), dengan judul “Tak Berikan Sanksi, Gus Yahya Bela Gus Ipul”.https://tanyakanpada.com/