RM.id Rakyat Merdeka – Dua ledakan bom yang mengguncang kantor Pemilu Pakistan di Provinsi Balochistan, menewaskan sedikitnya 27 orang dan melukai puluhan lainnya, Rabu (7/2/2024). Ledakan bom ini terjadi, sehari sebelum Pemilu Pakistan 8 Februari 2024.
Ledakan pertama yang terjadi di distrik Pishin di wilayah utara kota Quetta, dilaporkan merenggut 18 korban jiwa. Ledakan kedua di Qila Saifullah, yang berjarak sekitar 150 km ke arah timur, mengakibatkan 8 orang meninggal.
Pemungutan suara di Pakistan telah dirusak oleh berbagai aksi kekerasan dan klaim kecurangan Pemilu. Mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan dilarang berlaga di pemilu kali ini.
Hingga saat ini, polisi masih berusaha menentukan penyebab kedua ledakan tersebut.
Balochistan, provinsi terbesar dan termiskin di Pakistan – memiliki sejarah kekerasan. Ini terlihat dari gerakan perjuangan berbagai kelompok – di antaranya kelompok bersenjata – yang menginginkan otonomi lebih besar.
Militan Islam, termasuk Taliban Pakistan (TTP), beroperasi di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di depan kantor partai kandidat independen di Pishin, sebuah kota yang berjarak sekitar 100 km arah tenggara perbatasan Afghanistan.
Gambar yang viral di media sosial menunjukkan, mobil dan sepeda motor meledak akibat bom tersebut.
BBC menyebut, ledakan ini terjadi saat kandidat sedang bertemu dengan agen pemungutan suaranya.
Kepada AFP, seorang polisi senior mengatakan, ledakan yang terjadi di pasar utama Qila Saifullah itu menargetkan kantor pemilihan partai JUI-F.
Kamis (1/2/2024) pekan lalu, terjadi insiden kekerasan di Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa. Juga Pishin dan Qila Saifullah.
Pertengahan Januari lalu, kelompok pemberontak Baloch Liberation Army-Azad (BLA) merilis pamflet setelah mengklaim bertanggung jawab atas pemboman kantor pelatihan pemilihan.
Pamflet tersebut mendesak orang-orang untuk memboikot pemilihan. Tak lama setelah itu, laporan serangan granat tangan terhadap kantor partai politik dilaporkan terjadi di berbagai kota di provinsi tersebut.
Banyak pemilih di Balochistan merasa diabaikan oleh partai politik negara itu, mengingat provinsi tersebut hanya memiliki sedikit kursi di parlemen.https://bolalampupetak.com/