Biden Bakal Hapus Utang Mahasiswa
RM.id Rakyat Merdeka – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terus berupaya mencari suara agar lebih unggul atas kandidat capres Partai Republik, Donald Trump. Salah satunya, akan menghapus pinjaman mahasiswa atau study loan. Kebijakan ini disinyalir sebagai strategi untuk menarik suara anak muda.
Kabar program penghapusan utang mahasiswa AS ini muncul di tengah upaya keras Biden menggalang suara menjelang Pilpres AS pada 5 November mendatang. Sekitar 153 ribu mahasiswa AS tercatat berutang. Total utang mereka mencapai 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,8 triliun.
“Gelar perguruan tinggi masih menjadi tiket untuk kehidupan yang lebih baik. Sayangnya tiket itu terlalu mahal,” ujar Biden dalam kampanye di perpustakaan Culver City, California, Rabu (21/2/2024).
Dia menyebut, sangat banyak warga AS yang masih terbebani utang ketika mahasiswa. Bahkan, tidak dapat menikmati pendapatan karena harus membayar utang pinjaman kuliah.
Kebijakan pembatalan utang awalnya dijadwalkan akan dilakukan pada Juli. Namun bulan lalu Pemerintah memutuskan untuk mempercepat.
“Saya senang bisa menghapus pinjaman ini karena ketika kita membebaskannya dari utang, mereka bebas mengejar impian,” kata Biden.
Dalam program ini, peminjam yang telah melunasi utang selama 10 tahun dan yang meminjam 12 ribu dolar AS (Rp 187 juta) atau kurang, utang mereka yang tersisa akan dihapuskan. Menurut Gedung Putih, 153 ribu orang terpilih nanti akan mendapat pemberitahuan penghapusan utang mahasiswa lewat e-mail yang diteken Biden.
Pemerintah AS, pada Rabu, mulai mengirim email pemberitahuan kepada beberapa peminjam yang akan mendapat manfaat dari apa yang disebut Gedung Putih sebagai program Save. Lebih dari 7,5 juta orang telah mendaftar dalam penghapusan pimjaman itu.
Selama masa kepresidenannya, Biden telah menghapus total 138 miliar dolar AS (Rp 2.153 triliun) pinjaman mahasiswa dari 3,9 juta warga Paman Sam.
Sejauh ini, pemilih muda tidak terlalu antusias terhadap kembalinya Biden ke Gedung Putih. Menurut jajak pendapat yang dipublikasikan Universitas Quinnipiac, Rabu (21/2/2024), Biden dan Trump berada pada posisi nyaris seimbang dalam dukungan pemilih muda. Yakni, 47 persen pemilih usia 18-34 tahun berencana untuk memilih Biden dan 45 persen untuk Trump.
Pada saat yang sama, ketika ditanyakan tentang pandangan mereka terhadap kedua calon presiden, hanya 30 persen dari kelompok tersebut memiliki pandangan baik tentang Biden. Sementara Trump, 39 persen. Padahal pada pilpres 2020, Biden berhasil menang berkat dukungan suara anak muda.